Puisi Soe Hok Gie
Agustus 8, 2007 oleh aamovi
Puisi ini adalah puisi yang dibacakan oleh Nicholas Saputra dilagu Cahaya Bulan Ost. Soe Hok Gie (catatan seorang demonstran).
Sebuah Tanya
Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku.
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, kenbah Mandalawangi.
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,
lebih dekat.
(lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
(haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)
manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.
Soe Hok Gie
Selasa, 1 April 1969
ada keistimewaan yg sulit dipecahkan pada katab2 yg disusun Gie..
puisi ini sngt indah,,
pnuh pemberontakan akan hati…
puisi ini brgitu istimewa,,
mski ada kata2 yg saya belum tahu artinya..
I like it……………………………………………..
Mas Gie….aku minta maaf ya….krn dulu aku pernah pake puisimu ini buat ngrayu cwek aku tanpa seijin Mas Gie! Yang ada di lagu Cahaya Bulan OST Gie itu lho…..! Pokoke keren abizzzz
owwwwwwwwwwwe, keren banget, gw anak sastra aj ngerasa belom pernah ada yang bikin puisi sekeren itu………..
“ini bukan hanya sekedar puisi,tapi sebuah ungkapan hati yang harus memilih antara cinta dan kedukaan yang mendalam.4 jempol untuk soe hok gie.”
waduuuuuh puisinya bgus banget…..
q sampe’ ngerinding ngedengernya
someone sent me that poetry…
i was cry when read it…
but unfortunately ..it’s too late…
for our memories…who live forever
[...] ala sinema yang mencuat pada kaus oblong, poster, gantungan kunci, sampul depan buku, dan sajak Sebuah Tanya dengan wajah tampan si pemeran Rangga dalam “Ada Apa Dengan Cinta” itu menenggelamkan [...]
hay mas gei puisi nya bagus bangent
“setelah kita membaca puisi gie….
tidak seharusnya rasa heran yang kita pertimbangkan.
namun sebuah rasa cinta,rasa iba dan kedukaan yang mendalam dari penulisnya.”
“mana puisi gie yang lain????”
sampai jumpa di akhirat
“gie , sepertinya aku juga sudah bosan dengan semua ini , aku ingin beruntung seperti engkau yang bisa mati muda”
dariku
soe_hood
Puisi Soe Hok-Gie yang sempat tercecer, dan baru muncul di harian Sinar Harapan 18 Agustus 1973. Judulnya “Pesan” dan cukilan pentingnya berbunyi:
PESAN
Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Klo mo minta yg lain ada juga….
ke FS gw aja : soe@hok.jie
Penuh pencerahan bagi jiwa2 yg ranum..
salut bwt GIE..!!
tokoh idealis yg mampu menggebrak hati hampir setiap orang yg membaca tulisannya.
Puncak mahameru saksi bisu ajalnya..
BUAT YANG PUNYA E-BOOK KARYA GIE,
“ORANG-ORANG DI PERSIMPANGAN KIRI JALAN” SAMA “CATATAN SEORANG DEMONSTRAN” TLG BAGI2 Y.. KIRIM AJA KE tuwik77@yahoo.com NTAR AKU BARTER SAMA “DI BAWAH LENTERA MERAH” NYA GIE..!!
KHEY..??!
THX B4..
Gie, punya arti sendiri melihat kedamaian.
Gie, punya arti sendiri menenggelamkan sunyi di bukit tuhan.
Gie, punya arti sendiri menyuruh mahasiswa agar tidak diam.
Gie, punya arti sendiri menginginkan kita tidak hanya diam
selama ini kita semakin tertindas
pemindah kekuasaan yang mengakhiri ihwal kemerdekaan
membuat negara tercinta semakin buta,
generasi muda harusnya membalikkan jaman agar
kekuasaan tak lagi serta merta membunuh harapan kita.
Gie,
telah mencoba…
sekarang siapa?
entahlah,,,,tapi ak merasakan sesuatu yang berbeda dlm hati ketika membaca goresan pena itu.!!!
sebuah teriakan gie itu membwt qt mengerti ttg kenyataan pada masa ini..
entahlah,,,,,ak merasakan sesuatu yang berbeda dlm hati saat membaca goresan pena dari gie tsb…
tersirat gambaran dr kenyataan hidup masa ini.!!
Maria - Sinta
Anggun cara bicaramu
Tak meluluhkan hati yang mati
Dan nafas itu adalah hidup
Kau seret kebaya wana ungu
Semerah darah yang menetes perlahan
Dan aromanya buat terkesima
Di pangkuan ada ketenangan
Kekuatan yang tak terperi dari bumi
Memandangmu penuh ragu
Pahami lagi diri yang coba lari
Emosi yang menjejakkan cinta
Matamu isyaratkan sebuah sapta
** sebuah kekaguman atas eksistensi soe hok gie sebagai seorang manusia”
Malang, 14, Maret 2008-gabrielarya@yahoo.com
To Gie:
Cinta dan Damai hanya ada di puncak-puncak gunung…
pembelajaran yang baik kpan muncul film seperti ini lagi?????
puisinya keren abis waktu pertama denger di mp3 temanku, gw puter2 terus abis keren abis.andai masih ada mas gie di indonesia ini aku akan ikut berjuang menghancurkan ketidak adilan.semangat kemerdekaannnnnnnnnnnnnnnnnnn!
[...] ala sinema yang mencuat pada kaus oblong, poster, gantungan kunci, sampul depan buku, dan sajak Sebuah Tanya dengan wajah tampan si pemeran Rangga dalam “Ada Apa Dengan Cinta” itu menenggelamkan [...]